Sunday, June 24, 2012

NASIB PETANI PENGGARAP DI JAKARTA

Deru mesin pengeruk tanah terdengar mengiringi langkah matahari beranjak dari timur untuk menjemput siang. Tampak beberapa truk besar mengantri untuk disuapi tanah yang akan dikirim ketempat lain. Saya berpaling dari pandangan sejenak,saya lihat para petani sayuran sedang sibuk dengan aktifitasnya mencangkul dan menyiram. Beberapa pria tengah baya sedang mencangkul tanah,sambil mengusap keringat ia tampak memandangi mesin buldoser sedang mengeruk tanah. Wajahnya mengungkapkan kegundahannya. Berangkat dari kampung halaman untuk mencari pekerjaan membawanya keahliannya semula, "bertani".Lahan kosong menjadi peluang rezeki buat mereka. Di Jakarta terdapat banyak lahan kosong/mati yang tidak / belum dimanfaatkan. Dengan menyetor Rp. 2,5 juta pertahun kepada penjaga tanah mereka mulai menanam sayur-sayuran.Saat musim hujan mereka tidak bisa memanen sayurannya karena hujan yang terlalu lebat mengurangi kualitas sayuran. Tapi apa sih kegundahan mereka sebenarnya? Ternyata penggusuran...., ya kini mereka bingung saat sang pemilik tanah melarang mereka bertani dilahan kosong itu karena akan dibangun sebuah gedung. Setidaknya mereka diberi waktu sampai usai lebaran untuk meninggalkan lahan itu. Dari gubuk- gubuk reyot anak-anak kecil menanti makan siang.Kemana lagi mereka hendak pergi? 



















 foto & Naskah : Yamtono Sardi