Monday, June 8, 2015

JAKARNAVAL 2015

Setelah sekian lama tak mengisi blog ini karena kesibukan, akhirnya saya bisa mengisi lagi dengan foto foto yang terbaru, yaitu dari perhelatan Jakarnaval 2015 di Monumen Nasional ( Monas ). Acara yang dibuka oleh pertunjukan tari tarian dan dilanjutkan dengan parade seni dan diakhiri dengan karnaval kendaraan hias. Acara ini dihadiri oleh gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan wakilnya.Silakan lihat foto fotonya.











Monday, February 23, 2015

Yuk Mampir ke Keraton Surakarta Hadiningrat

 Mampir sejenak  ke keraton Surakarta Hadiningrat
Memanfaatkan waktu yang sempit saat berkunjung ke kota Solo, Jawa Tengah, saya sempatkan mampir ke keraton Surakarta Hadiningrat. Dengan menumpang becak dengan tarif “terserah” saya sempat berputar- putar mengelilingi keraton Surakarta.
Waktu berputar seperti lama sekali di kota Solo. Adem ayem, tidak diburu waktu layaknya di kota kota besar seperti Jakarta dan Surabaya
Saya berjalan dari pasar klewer,Masjid Ageng ( besar ) sampai keraton. Saya sempat bertemu dan berbincang dengan Kanjeng Gusti Pangeran Haryo ( KGPH ) Puger, adik dari raja Surakarta saat ini Sri Susuhunan Pakubuwono XIII.
Menurut sejarahnya, Keraton Surakarta Hadiningrat adalah sebuah kerajaan di Jawa Tengah yang berdiri tahun 1755 sebagai hasil dari perjanjian Giyanti 13 Februari 1755. Perjanjian antara VOC dengan pihak-pihak yang bersengketa di Kesultanan Mataram, yaitu Sunan Pakubuwana III dan Pangeran Mangkubumi, menyepakati bahwa Kesultanan Mataram dibagi dalam dua wilayah kekuasaan yaitu Surakarta dan Yogyakarta.
Masa Kejayaan keraton Surakarta terjadi pada pemerintahan Pakubuwana X ditandai dengan kemegahan tradisi dan suasana politik kerajaan yang stabil. Pada masa pemerintahannya yang cukup panjang, Kasunanan Surakarta mengalami transisi, dari kerajaan tradisional menuju era modern, sejalan dengan perubahan politik di Hindia Belanda. Meskipun berada dalam tekanan politik pemerintah kolonial Hindia Belanda, Pakubuwana X memberikan kebebasan berorganisasi dan penerbitan media massa. Ia mendukung pendirian organisasi Sarekat Islam, salah satu organisasi pergerakan nasional pertama di Indonesia.
 Kongres Bahasa Indonesia I di Surakarta (1938) diadakan pada masa pemerintahannya.
Infrastruktur modern kota Surakarta banyak dibangun pada masa pemerintahan Pakubuwana X, seperti bangunan Pasar Gede, Stasiun Solo Jebres, Stasiun Solo-Kota (Sangkrah), Stadion Sriwedari, kebun binatang ("Taman Satwataru") Jurug, Jembatan Jurug yang melintasi Bengawan Solo di timur kota, Taman Balekambang, gapura-gapura di batas Kota Surakarta, rumah pemotongan hewan ternak di Jagalan, rumah singgah bagi tunawisma, dan rumah perabuan (pembakaran jenazah) bagi warga Tionghoa.
 Beliau meninggal dunia pada tanggal 1 Februari 1939. Ia disebut sebagai Sunan Panutup atau raja besar Surakarta yang terakhir oleh rakyatnya. Pemerintahannya kemudian digantikan oleh putranya yang bergelar Sri Susuhunan Pakubuwana XI.Sampai sekarang raja Surakarta bergelar Sri Susuhunan Pakubuwono XIII.
Itulah sekelumit sejarah keraton Kasunanan Surakarta yang penuh sejarah.
Oh iya, saya juga sempat mencicipi makanan khas Solo dan Jogja, yaitu gudeg dan tengkleng. Hemmm..yummy... disini rasa gudegnya lain dengan yang di Yogyakarta, lebih gurih dan pedas, tidak manis. Kabarnya pak Presiden Jokowi sering makan gudeg di sebuah warung di sudut kota solo, dulu semasa tinggal di Solo. Harga makan siang di kota Solo cukup murah, dengan uang 5 ribu rupiahpun masih bisa makan kenyang di kota ini.
Berikut ini oleh olehnya dalam bentuk foto foto.
Naskah dan foto :
Yamtono
0818156579