Thursday, October 3, 2013

WAYANG KANCIL YANG SEMAKIN TERKUCIL

WAYANG KANCIL YANG SEMAKIN TERKUCIL



Saat mengetahui foto saya  yang berjudul “wayang kancil” menjadi salah satu pemenang “Dji Sam Soe Potret Mahakarya Indonesia’’ hati saya sangat  senang. Bukan saja senang karena menang, tetapi juga karena juri jeli melihat salah satu mahakarya Indonesia yang sudah semakin langka. Bagaimana tidak? Wayang dengan dalang seorang wanita yang sudah tua dengan cerita binatang adalah hal yang langka di zaman ini, apalagi di kota sebesar Jakarta. Foto wayang kancil ini sangat menginspirasi saya untuk menulis tentang keberadaan wayang kancil yang semakin terkucil.
Tak dipungkiri lagi,Indonesia memang negara adidaya di bidang budaya.Betapa tidak? Ada berbagai macam budaya, adat istiadat, dan kesenian.
Suatu hari saya menyempatkan diri memotret festival wayang di Jakarta. Ada berbagai jenis wayang di pertunjukkan di acara ini. Mulai dari wayang golek, wayang kulit, wayang beber, wayang krucil, wayang suket, wayang kardus, wayang orang, wayang potehi. Di wayang kulit sendiri masih berbeda- beda menurut daerah asalnya. Ada wayang kulit Jawa tengah dan DIY, wayang Bali, Wayang Banjarmasin ( Kalimantan selatan ). Diantara wayang- wayang itu tersempil wayang kancil. Apa wayang kancil itu? Bentuknya memang wayang kulit, tetapi tokohnya bukan diambil dari tokoh pewayangan mahabarata dan ramayana.  Wayang kancil di rupakan dalam bentuk binatang dan juga manusia zaman sekarang. Wayang kancil bisa bercerita tentang dunia binatang, seperti dongeng untuk anak anak, ada juga yang bercerita tentang isu-isu politik terbaru, dan ada juga yang berisi dakwah.
Menariknya, saya sangat terkagum kagum dengan dalang yang membawakan lakon wayang kancil. Seorang dalang wanita asal kota tegal. Selain pandai bertutur cerita, sang dalang wanita ini juga sering menyelipkan petuah bijak dan ayat ayat Al qur an sebagai bagian pertunjukan. Ketrampilan dalang wanita ini tak kalah gesit dengan dalang- dalang pria. Selain gesit juga pandai membuat penonton tertawa. Sindiran- sindiran kepada wakil rakyat dan pemerintah juga sangat mengena, tetapi tidak menunjuk hidung. Itulah cerita yang ingin disampaikan sang dalang, problematika manusia yang hidup di zaman sekarang dan agar kembali ke jalan ilahi.
Durasi pertunjukan wayang kancil bukanlah lama seperti wayang kulit yang memerlukan waktu semalam suntuk. Wayang kancil hanya butuh waktu kurang lebih 2 jam untuk melakonkan cerita.
Saya mencoba melihat jauh ke belakang, wayang kancil ini diciptakan oleh Ki Ledjar Subroto, seorang seniman dari Yogyakarta, murid dari dalang kondang Ki Narto Sabto.
 Keberadaan wayang kancil yang seakan”hidup segan mati tak mau” terjadi karena kurangnya minat generasi muda untuk menggeluti profesi sebagai dalang, terutama dalang wayang kancil. Kelangkaan ini juga bisa jadi disebabkan oleh tidak banyaknya pesanan manggung bagi wayang kancil karena kalah populer dengan wayang kulit mahabarata dan ramayana. Seharusnya pelajaran kesenian dan budaya di sekolah sekolah juga mengenalkan pada seni pertunjukan seperti wayang kancil. Butuh ketekunan dan kegigihan untuk mengenalkan seni budaya wayang kancil ini kepada generasi muda kita, sehingga ditengah banjir produk budaya barat yang masuk ke Indonesia, generasi muda kita tetap mengenal dan melestarikan budaya kesenian asli Indonesia sendiri.

PENULIS :

YAMTONO

No comments:

Post a Comment