BERDAMAI DENGAN ALAM SELAMATKAN BUMI
Awal tahun 2013
ini kita disuguhi berita tentang peristiwa banjir besar di ibukota Jakarta. Sebuah
fenomena alam yang terus berulang ( siklus 5 tahunan ). Banyak korban harta
benda bahkan nyawa melayang. Disini air seakan sebagai tokoh “antagonis” yang
siap memporak-porandakan segala yang
ada. Air seolah-olah enggan bersahabat dengan kita. Tak peduli dari deretan
gubuk di bantaran kali, sampai perumahan elit hingga istana Negara pun tak
luput terkena banjir. Sungguh luar biasa dampak yang dirasa akibat banjir besar
Jakarta awal tahun ini. Kerugian yang sangat besar. Disisi lain para korban banjir butuh
air juga untuk hidup. Pengalaman kecil saat saya ikut rombongan tim
evakuasi banjir di daerah Pluit Jakarta Utara, bantuan tidak bisa terbagi
dengan rata kalau tidak bisa disebut tidak adil. Masalahnya rata-rata bantuan yang
dibawa oleh sukarelawan merupakan pesanan atau sponsor tertentu dan hanya
disalurkan ke tempat yang sudah ditentukan. Saat melewati orang yang terjebak
banjir ditengah jalan, dan meminta air minum
sekedarnya mereka menolak dengan alasan tidak ada. Saya tidak bisa
menyembunyikan kekesalan saya, saya bilang “ada…. Ini beberapa air mineral
akhirnya dilempar ke mereka. Pengalaman menyayat lainnya adalah saat saya
melihat satu keluarga kecil mengapung dengan gallon air mineral, hati kecil
saya trenyuh, mereka sungguh sangat menghayati hidup, Si bapak mendorong rakit gallon
yang ditumpangi si kecil dan ibunya.
Mengenai solusi
penganan banjir tentu pemerintah akan memikirkan lebih lanjut harus bertindak
apa.
Sedikit
memperpanjang ingatan kita, sampai akhir November 2012 adalah musim kemarau
panjang yang seakan tiada ujung. Berbagai usaha untuk menurunkan hujan tidak
bisa terwujud. Awan sulit terbentuk, hujan buatanpun gagal total. Beberapa
wilayah di Indonesia dilanda kekeringan. Banyak warga kesulitan mendapatkan air
bersih untuk keperluan hidup sehari – hari. Mereka terpaksa harus berjalan
berkilo-kilo meter untuk antri menimba air. Negeri yang kaya raya, ijo
royo-royo bisa kekurangan air. Sungguh ironi. Dimana keadilan Tuhan?
Jawabnya itulah
keadilan Tuhan, barang siapa menebar benih ia akan memanen. Saatnya manusia bermawas diri. Perilaku yang merusak alam hanya akan mempercepat
bencana, salah satunya banjir.
Menggunduli hutan, membuang sampah disungai, membangun gedung –gedung yang
mengabaikan “amdal”, menguras air tanah merupakan kegiatan yang mempercepat bencana.
Tak pelak lagi
air sangatlah penting bagi kehidupan. Kehidupan akan berhenti tanpa air.
Bersahabat dengan alam adalah kuncinya. Perilaku kita sehari –hari bisa jadi
contoh. Tidak boros air walaupun air berlimpah. Hemat air akan menyelamatkan
bumi.
Salam :
Yamtono
Berikut foto-foto beberapa kejadian banjir dan kekeringan.
Banjir melumpuhkan lalu lintas
Jual air bersih ditengah banjir
korban banjir kampung pulo mengungsi
Pengungsi berdesakan di perahu karet
evakuasi dengan amphibi
sekali lagi, air sangat dibutuhkan saat air berlimpah sekalipun
mengungsi sendiri
perahu sampan didepan mall
Aku tahu Allah menjagamu
menghangatkan kaki
saat kemarau panjang,sungaipun kering
saat musim kemarau panjang
Vitalnya air bagi kehidupan
Berbagai cara mengalirkan air kerumah warga
menyiram benih
air sumber kehidupan
manusia butuh air
tanaman juga butuh air
pembagian air bersih
mengantri air bersih
bahagianya anak-anak bermain air
cara berdamai dengan alam