Tuesday, January 29, 2013

BERDAMAI DENGAN ALAM SELAMATKAN BUMI


BERDAMAI DENGAN ALAM SELAMATKAN BUMI
Awal tahun 2013 ini kita disuguhi berita tentang peristiwa  banjir besar di ibukota Jakarta. Sebuah fenomena alam yang terus berulang ( siklus 5 tahunan ). Banyak korban harta benda bahkan nyawa melayang. Disini air seakan sebagai tokoh “antagonis” yang siap memporak-porandakan  segala yang ada. Air seolah-olah enggan bersahabat dengan kita. Tak peduli dari deretan gubuk di bantaran kali, sampai perumahan elit hingga istana Negara pun tak luput terkena banjir. Sungguh luar biasa dampak yang dirasa akibat banjir besar Jakarta awal tahun ini. Kerugian yang sangat besar. Disisi lain para korban banjir butuh air juga untuk hidup.   Pengalaman kecil saat  saya  ikut rombongan tim evakuasi banjir di daerah Pluit Jakarta Utara, bantuan tidak bisa terbagi dengan rata kalau tidak bisa disebut tidak adil. Masalahnya rata-rata bantuan yang dibawa oleh sukarelawan merupakan pesanan atau sponsor tertentu dan hanya disalurkan ke tempat yang sudah ditentukan. Saat melewati orang yang terjebak banjir ditengah jalan, dan meminta  air minum sekedarnya mereka menolak dengan alasan tidak ada. Saya tidak bisa menyembunyikan kekesalan saya, saya bilang “ada…. Ini beberapa air mineral akhirnya dilempar ke mereka. Pengalaman menyayat lainnya adalah saat saya melihat satu keluarga kecil mengapung dengan gallon air mineral, hati kecil saya trenyuh, mereka sungguh sangat menghayati hidup, Si bapak mendorong rakit gallon yang ditumpangi si kecil dan ibunya.
Mengenai solusi penganan banjir tentu pemerintah akan memikirkan lebih lanjut harus bertindak apa.
Sedikit memperpanjang ingatan kita, sampai akhir November 2012 adalah musim kemarau panjang yang seakan tiada ujung. Berbagai usaha untuk menurunkan hujan tidak bisa terwujud. Awan sulit terbentuk, hujan buatanpun gagal total. Beberapa wilayah di Indonesia dilanda kekeringan. Banyak warga kesulitan mendapatkan air bersih untuk keperluan hidup sehari – hari. Mereka terpaksa harus berjalan berkilo-kilo meter untuk antri menimba air. Negeri yang kaya raya, ijo royo-royo bisa kekurangan air. Sungguh ironi. Dimana keadilan Tuhan?
Jawabnya itulah keadilan Tuhan, barang siapa menebar benih ia akan memanen. Saatnya manusia  bermawas diri. Perilaku  yang merusak alam hanya akan mempercepat bencana, salah satunya banjir.  Menggunduli hutan, membuang sampah disungai, membangun gedung –gedung yang mengabaikan “amdal”, menguras air tanah merupakan kegiatan yang mempercepat bencana.
Tak pelak lagi air sangatlah penting bagi kehidupan. Kehidupan akan berhenti tanpa air. Bersahabat dengan alam adalah kuncinya. Perilaku kita sehari –hari bisa jadi contoh. Tidak boros air walaupun air berlimpah. Hemat air akan menyelamatkan bumi.

Salam :
Yamtono

Berikut foto-foto beberapa kejadian banjir dan kekeringan.


Banjir melumpuhkan lalu lintas

 Jual air bersih ditengah banjir



korban banjir kampung pulo mengungsi



 Pengungsi berdesakan di perahu karet


 evakuasi dengan amphibi


 sekali lagi, air sangat dibutuhkan saat air berlimpah sekalipun

 mengungsi sendiri
perahu sampan didepan mall



Aku tahu Allah menjagamu

menghangatkan kaki

saat kemarau panjang,sungaipun kering

saat musim kemarau panjang




Vitalnya air bagi kehidupan

Berbagai cara mengalirkan air kerumah warga


menyiram benih

air sumber kehidupan

manusia butuh air

tanaman juga butuh air

pembagian air bersih



mengantri air bersih


bahagianya anak-anak bermain air

cara berdamai dengan alam

No comments:

Post a Comment